INI ADA SEDIKIT
PREDIKSI ATAU IDEBTIFIKASI UN
2015 ATAU US 2015-02-18
1.
(PRTOZOA)
(GAMABAR AMOEBA) (GAMBAR PARAMECIUM)
Jawab.
2.
KLASIFIKASI
TUMBUHAN (POLONGAN)
JAWAB:
Papilionaceae
Suku Kacang-kacangan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: Bunga berbentuk seperti kupu-kupu; Memiliki buah polong; dalam setiap
buah terdapat beberapa ruang biji, masing-masing mengandung satu biji
Contoh :
1. Semua kacang
Demikianlah artikel mengenai klasifikasi tumbuhan
dikoyil, semoga artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi kita semua.[ps]
Pisum sativum L memiliki beberapa penyebutan. Di Indonesia
Pisum sativum L dikenal dengan sebutan kacang kapri, kacang polong, dan kacang
ercis. Tanaman ini termasuk tanaman semusim yang berupa semak dan menjalar.
Secara morfologi, kacang polong memiliki batang panjang, kecil dan ramping,
tipe daunnya majemuk, menyirip dengan 2-3 anak pasang daun, berbentuk tandan
yang terdiri dari 1-2 bunga, kelopak berwarna hijau, terdiri atas 5 daun
kelopak. daun mahkota berjumlah 5, berwarna putih, coklat, atau merah muda,
benang sari berjumlah sepuluh yang terbagi menjadi 2 berkas. Bakal buah terdiri
atas 4-15 bakal biji. Berikut ini klasifikasi Kacang Polong ( Pisum sativum L):
KLASIFIKASI PISUM SATIVUM L
KINGDOM Plantae
DIVISI Spermatophyta
SUBDIVISI Angiospermae
KELAS Dicotyledonae
SUBKELAS Dialypetalae
ORDO Rosales
FAMILI Leguminoceae/Papilionaceae
GENUS Pisum
SPESIES Pisum
sativum L
3.
PERANAN
BAKTERI
JAWAB: . Contoh Bakteri yang Menguntungkan
1) Peran bakteri dalam Industri Makanan
a) Lactobacillus casei berperan dalam pembuatan keju dan yoghurt.
b) Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco.
c) Streptococcus lactis dan S. cremoris berperan dalam pembuatan keju dan mentega.
d) Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan yoghurt (susu asam).
e) Spirulina berperan dalam pembuatan PST (protein sel tunggal).
a) Lactobacillus casei berperan dalam pembuatan keju dan yoghurt.
b) Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco.
c) Streptococcus lactis dan S. cremoris berperan dalam pembuatan keju dan mentega.
d) Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan yoghurt (susu asam).
e) Spirulina berperan dalam pembuatan PST (protein sel tunggal).
2) Peran bakteri dalam Bidang Obat-obatan
dan Vitamin
a) Bacillus brevis berperan dalam pembuatan antibiotik tirotrisin.
b) Bacillus subtilis berperan dalam pembuatan antibiotik basitrasin.
c) Bacillus polymyxa berperan dalam pembuatan antibiotik polimiksin.
d) Streptomyces griseus berperan dalam pembuatan antibiotik streptomisin.
e) Pseudomonas denitrificans berperan dalam pembuatan vitamin B12.
f) Streptomyces venezuelae berperan dalam pembuatan antibiotik kloromisin.
g) Streptomyces aureofaciens berperan dalam pembuatan antibiotik aureomisin.
h) Streptomyces rimosus berperan dalam pembuatan antibiotik tetrasiklin.
a) Bacillus brevis berperan dalam pembuatan antibiotik tirotrisin.
b) Bacillus subtilis berperan dalam pembuatan antibiotik basitrasin.
c) Bacillus polymyxa berperan dalam pembuatan antibiotik polimiksin.
d) Streptomyces griseus berperan dalam pembuatan antibiotik streptomisin.
e) Pseudomonas denitrificans berperan dalam pembuatan vitamin B12.
f) Streptomyces venezuelae berperan dalam pembuatan antibiotik kloromisin.
g) Streptomyces aureofaciens berperan dalam pembuatan antibiotik aureomisin.
h) Streptomyces rimosus berperan dalam pembuatan antibiotik tetrasiklin.
3) Peran bakteri di Bidang Lain
a) Bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) dan bakteri nitrat (Nitrobacter) merupakan
bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah.
a) Bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) dan bakteri nitrat (Nitrobacter) merupakan
bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah.
b) Rhizobium leguminosarum (hidup bersimbiosis pada
akar tumbuhan Leguminosae),
Azotobacter, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum merupakan bakteri yang
mampu mengikat N2bebas dari udara.
Azotobacter, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum merupakan bakteri yang
mampu mengikat N2bebas dari udara.
c) Escherichia coli membusukkan sisa makanan
di usus besar, membantu pembentukan vitamin K, serta dapat menguraikan asam
semut (HCOOH) menjadi CO2 dan H2O (dalam keadaan tertentu).
d) Methanobacterium ruminatum dapat menguraikan asam cuka menjadi metana dan karbon dioksida.
e) Clostridium acetobutylicum dapat menghasilkan aseton dan butanol.
f) Methanobacterium dapat membusukkan sampah daun dan kotoran hewan. Pembusukan
tersebut menghasilkan metana/biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif.
d) Methanobacterium ruminatum dapat menguraikan asam cuka menjadi metana dan karbon dioksida.
e) Clostridium acetobutylicum dapat menghasilkan aseton dan butanol.
f) Methanobacterium dapat membusukkan sampah daun dan kotoran hewan. Pembusukan
tersebut menghasilkan metana/biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif.
b. Contoh Bakteri yang Merugikan
1) Penyebab Penyakit pada Manusia
Nama bakteri dan penyakit yang ditimbulkan sebagai berikut.
a) Vibrio cholerae dapat mengakibatkan penyakit kolera.
b) Mycobacterium tuberculosis dapat mengakibatkan penyakit TBC.
c) Mycobacterium leprae dapat mengakibatkan penyakit lepra.
d) Shigella dysentriae dapat mengakibatkan penyakit disentri.
e) Salmonella typhi dapat mengakibatkan penyakit tifus.
f) Pasteurella pestis dapat mengakibatkan penyakit pes.
g) Clostridium tetani dapat mengakibatkan penyakit tetanus.
h) Treponema pallidum dapat mengakibatkan penyakit sifilis.
i) Neisseria gonorrhoeae dapat mengakibatkan penyakit gonore.
j) Bordetella pertusis dapat mengakibatkan penyakit batuk rejan.
h) Leptospira sp. dapat mengakibatkan penyakit leptospirosis.
a) Vibrio cholerae dapat mengakibatkan penyakit kolera.
b) Mycobacterium tuberculosis dapat mengakibatkan penyakit TBC.
c) Mycobacterium leprae dapat mengakibatkan penyakit lepra.
d) Shigella dysentriae dapat mengakibatkan penyakit disentri.
e) Salmonella typhi dapat mengakibatkan penyakit tifus.
f) Pasteurella pestis dapat mengakibatkan penyakit pes.
g) Clostridium tetani dapat mengakibatkan penyakit tetanus.
h) Treponema pallidum dapat mengakibatkan penyakit sifilis.
i) Neisseria gonorrhoeae dapat mengakibatkan penyakit gonore.
j) Bordetella pertusis dapat mengakibatkan penyakit batuk rejan.
h) Leptospira sp. dapat mengakibatkan penyakit leptospirosis.
2) Penyebab Penyakit pada Hewan
Nama bakteri dan penyakit yang ditimbulkan sebagai berikut.
a) Bacillus anthracis mengakibatkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan domba.
b) Brucella abortus dapat mengakibatkan penyakit bruselosis pada sapi.
c) Actynomyces bovis dapat mengakibatkan penyakit bengkak rahang pada sapi.
d) Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus epidermisis dapat mengakibatkan penyakit
mastitis pada hewan menyusui.
e) Salmonella pullorum dapat mengakibatkan berak kapur pada ayam.
a) Bacillus anthracis mengakibatkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan domba.
b) Brucella abortus dapat mengakibatkan penyakit bruselosis pada sapi.
c) Actynomyces bovis dapat mengakibatkan penyakit bengkak rahang pada sapi.
d) Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus epidermisis dapat mengakibatkan penyakit
mastitis pada hewan menyusui.
e) Salmonella pullorum dapat mengakibatkan berak kapur pada ayam.
3) Penyebab Penyakit pada Tumbuhan
Nama bakteri dan penyakit yang ditimbulkan sebagai berikut.
a) Xanthomonas citri mengakibatkan penyakit kanker pada batang jeruk.
b) Agrobacterium tumefaciens mengakibatkan penyakit kanker pada batang kopi.
c) Erwinia tracheiphila mengakibatkan busuk pada daun labu.
d) Pseudomonas cattleyae mengakibatkan busuk pada daun anggrek.
a) Xanthomonas citri mengakibatkan penyakit kanker pada batang jeruk.
b) Agrobacterium tumefaciens mengakibatkan penyakit kanker pada batang kopi.
c) Erwinia tracheiphila mengakibatkan busuk pada daun labu.
d) Pseudomonas cattleyae mengakibatkan busuk pada daun anggrek.
4) Penyebab Kerusakan Makanan
Nama bakteri dan kerusakan makanan yang ditimbulkan sebagai berikut.
a) Clostridium botulinum pada makanan kaleng yang rusak.
b) Pseudomonas cocovenenans pada tempe bongkrek.
c) Leuconostoc mesentroides pada makanan basi.
d) Enterobacter aerogenes mengakibatkan air susu menjadi berlendir.
a) Clostridium botulinum pada makanan kaleng yang rusak.
b) Pseudomonas cocovenenans pada tempe bongkrek.
c) Leuconostoc mesentroides pada makanan basi.
d) Enterobacter aerogenes mengakibatkan air susu menjadi berlendir.
4.
METAGENESIS
TUMBUHAN LUMUT ATAU TUMB. PAKU(BAGANYA)
JAWAB:
5.
TUMBUHAN
BIJI TERTUTUP
JAWAB: Golongan
tumbuhan berbiji tertutup memiliki tingkat keanekaragaman yang tertinggi dalam
dunia tumbuhan. Hal ini disebabkan karena golongan tumbuhan tingkat ini
perkembangannya paling sempurna apabila dibandingkan dengan golongan tumbuhan
lain.
Ciri – ciri sebagai berikut:
Mempunyai bunga yang sesungguhnya
Daun yang pipih , lebar dengan
susunan tulang yang beraneka ragam
Bakal biji atau biji tidak tampak
karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik.
Selisih waktu yang relative
pendek antara penyerbukan dan pembuahan
Mengalami pembuahan ganda.
Reproduksinya berlangsung secara
generative dengan biji dan secara vegetative alami maupun buatan. Daur
kehidupan tumbuhan ini hamper serupa dengan daur kehidupan tumbuhan biji
terbuka dengan sedikit variasi. 1 ) Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Tumbuhan monokotil adalah
tumbuhan yang hanya mempunyai satu
daun lembaga pada bijinya. Selain
itu, tumbuhan berkeping satu ini juga
mempunyai ciri biji berkeping
satu, berakar serabut, batang tidak
bercabang dan tidak berkambium,
ruas-ruas batang jelas terlihat, tulang
daun sejajar dan melengkung, daun
berupih dengan letak daun yang
berseling, dan umumnya bagian bunga berjumlah tiga atau
kelipatannya
a) Gramineae (suku
rumput-rumputan)
b) Musaceae (suku
pisang-pisangan)
c) Palmae (suku pinang-pinangan)
2 ) Tumbuhan Berkeping Dua
(Dikotil)
Tumbuhan dikotil merupakan
tumbuhan yang bijinya mempunyaidua daun lembaga. Ciri lain yang dimiliki
tumbuhan dikotil adalah mempunyai akar tunggang, batang bercabang dengan
ruas-ruas batangyang tidak tampak, daun mempunyai tulang daun menyirip atau
menjaridengan letak yang menyebar atau berkarang, bagian bunga berjumlah 2, 4,
5, atau kelipatannya, serta mempunyai kambium dan berkas pembuluh. Tumbuhan
dikotil terdiri atas beberapa suku, antara lain, suku kacang-kacangan, suku
terung-terungan, suku jambu-jambuan, dan suku jarak-jarakan.
Papillionaceae (suku
kacang-kacangan
Myrteceae (suku jambu-jambuan)
6.
DAUR
HIDUP UBUR UBUR (AURELIA SP)
JAWAB:
7.
PERBANDINGAN
VERTEBRATA
JAWAB:
Vertebrata memiliki tulang punggung dengan sumsum tulang belakang, sedangkan
invertebrata tidak.
Keragaman ini sangat tinggi di
antara invertebrata dibandingkan dengan vertebrata.
Vertebrata selalu simetri
bilateral, sementara invertebrata bisa menunjukkan simetri bilateral atau simetri
radial.
Vertebrata biasanya berbadan
besar dan bergerak cepat dibandingkan dengan invertebrata.
Vertebrata memiliki sistem
peredaran darah tertutup, otak berkembang dengan baik, baik insang atau
paru-paru untuk respirasi, dan sistem saraf yang kompleks dan canggih,
sedangkan mereka adalah primitif dalam invertebrata. Oleh karena itu,
kekhawatiran bahwa vertebrata memiliki banyak spesialisasi untuk mengekstrak
terbaik dari lingkungan dibandingkan dengan invertebrata.
Meskipun semua perubahan ini,
seseorang bisa menggambar titik invertebrata lebih adaptif karena kesederhanaan
mereka, sedangkan vertebrata tidak memiliki kemampuan beradaptasi yang baik
dibandingkan karena spesialisasi. Namun, saya ingin mengutip sebuah kutipan
yang populer untuk mengakhiri bahwa dalam evolusi spesialisasi melumpuhkan dan
ultra spesialisasi membunuh kelangsungan hidup takson.
Invertebrata adalah hewan tanpa
tulang punggung. Sebagian besar hewan di dunia adalah invertebrata tetapi
sebagian besar, hewan jelas adalah vertebrata. Mengapa? Karena struktur tulang
vertebrata memungkinkan hewan untuk mencapai ukuran yang jauh lebih besar
daripada yang mungkin di invertebrata. Jadi meskipun kita tidak seperti biasa
atau beragam, kita pasti kelompok dominan ukuran-bijaksana.
Yang paling banyak adalah hewan
invertebrata bersel tunggal. Setelah itu datang berbagai filum invertebrata:
spons, ubur-ubur, cacing dan moluska semua invertebrata. Yang terbesar, paling
beragam filum invertebrata adalah Arthropoda. Hewan ini telah pergi untuk exoskeleton
yang telah memberi mereka beberapa keunggulan dibandingkan dengan filum
invertebrata lainnya. Exoskeleton adalah penutup luar yang keras yang
melindungi hewan dari predator dan mana otot-otot yang melekat di dalam dan
dari mana kaki bersendi yang melekat di luar. Laba-laba dan tungau, serangga
dan krustasea semua arthropoda dan bersama-sama mereka terdiri dari filum yang
paling beragam dan banyak di bumi. Ada 1-30000000 spesies serangga saja!
Namun rencana tubuh arthropoda
tidak memungkinkan untuk ukuran besar. Arthropoda terbesar adalah capung
raksasa periode Devonian, yang memiliki tiga bentang meteran sayap. Tapi ada
batas untuk ukuran mereka dapat mencapai karena mekanika. Melampirkan otot ke
bagian dalam kerangka jauh lebih membatasi daripada memiliki otot-otot di
bagian luar kerangka, yang merupakan solusi yang vertebrata telah disesuaikan.
Keterbatasan utama lainnya dari rencana tubuh arthropoda adalah bahwa
exoskeleton harus ditumpahkan agar hewan untuk tumbuh. Ini adalah vertebrata
masalah tidak harus menghadapi. Tulang dan tubuh kita dapat terus tumbuh tanpa
kesulitan dan bahaya yang terkait dengan molting.
Vertebrata mengembangkan kerangka
internal yang didasarkan pertama pada tulang belakang. Beberapa anggota Filum
Chordata berhenti di sana. Amphioxus adalah cacing dengan tulang belakang
tetapi tidak ada tulang atau kerangka. Hiu mengambil desain selangkah lebih
maju dan terbungkus akord tulang belakang tulang rawan pelindung tapi ikan
pergi sepanjang jalan dengan penciptaan tulang keras. Tulang-tulang ini tidak
hanya terbungkus otak dan tulang belakang, tetapi kemudian berkembang menjadi
anggota badan, yang akhirnya menyebabkan vertebrata darat: amfibi, reptil,
mamalia dan burung. Berbeda seperti mereka, mereka semua berbagi struktur dasar
yang sama dari tulang dengan tulang punggung menjadi pusat.
Vertebrata yang unik karena
mereka memiliki endoskeleton yang mendukung mereka melawan gravitasi dan
memungkinkan mereka untuk tumbuh besar, badan bergerak yang telah disesuaikan
dengan berbagai habitat. Serangga bisa terbang tapi kelelawar dan burung
mendominasi udara. Serangga dan krustasea bisa merangkak tapi ikan dan mamalia
mendominasi laut dan tanah. Invertebrata membentuk bagian bawah rantai makanan
tapi vertebrata mendominasi di bagian atas. Eagles, harimau, manusia dan paus
memiliki semua mencapai puncak rantai makanan mereka karena struktur vertebrata
mereka.
8.
KOMPONEN
EKOSISTEM
JAWAB:
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa
ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang
terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling
mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan air. Interaksi antara makhluk
hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap
komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada
fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus
terjaga.
Ekosistem
B.KOMPONEN DALAM EKOSISTEM
Berdasarkan fungsi dan aspek
penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai
berikut.
Komponen Abiotik, yaitu komponen
yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen fisik
dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi.
Ada 2 pembagian komponen biotik
dalam suatu ekosistem, yaitu Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof, nah
tentu saja sahabat sudah sering mendengar kedua kata ini, silahkan saja disimak
lagi lanjutannya ya :
Organisme Autotrof adalah
semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri, berupa
bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari melalui
proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil terutama tumbuhan
hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas Organisme
autotrof ini yaitu :
1.Fotoautotrof yang merupakan
organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik.
2.Kemoautotrof yang merupakan
organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan makanan
sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan
proses ini mereka membutuhkan oksigen.
Organisme Heterotrof adalah
semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman
faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya.
Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
Konsumen yang secara langsung
memakan organisme lain
Pengurai yang mendapatkan makanan
dari penguraian bahan organik dari bangkai
Detritivor yang merupakan pemakan
partikel organik atau jaringan yang telah membusuk, contoh nya adalah lintah
dan cacing
C.SATUAN MAKHLUK HIDUP DALAM
EKOSISTEM
Individu merupakan satu makhluk
hidup, contohnya seekor burung.
Populasi merupakan sekumpulan
makhluk hidup yang menetap disuatu tempat dalam jangka waktu tertentu dan mampu
berkembangbiak, contohnya sekumpulan semut.
Komunitas merupakan kumpulan dari
populasi yang menempati daerah yang sama dalam waktu jangka waktu yang panjang.
Ekosistem merupakan kumpulan dari
komunitas tadi yang melibatkan interaksi yang muantap antara makhluk hidup.
D.MACAM-MACAM EKOSISTEM
Ada dua macam ekosistem yang
terbentuk di bumi kita ini, yaitu
Ekosistem alamiah
Ekosistem Alami
Ekosistem ini adalah ekosistem
yang tercipta dengan sencirinya tanpa ada campur tangan dari manusia, oleh
karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem Alamiah. Contohnya adalah ekosistem
laut dan sungai.
Ekosistem Buatan
Seperti namanya, ekosistem ini merupakan yang terbentuk
dengan adanya campur tangan manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Namun keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan
dari membuat ekosistem ini.
9.
GLOBAL
WARMING (PEMANASAN GLOBAL) (PENCEMARAN UDARA)(TANAH/AIR)
JAWAB:
pencemaran udara bisa di sebabkan oleh gas karbon dioksida nitrogen oksida kloroflorocarbon
(cfc) ozon gas rumah kaca belerang oksida
Pencemaran
air disebabkan oleh lembah domestik limbah industri limbah pertanian limbah
penambangan
Pencemaran
tanah bisa di sebabkan oleh ddt insektisida pupuk limbah domestik dan limbah
industri
10. FUNGSI DAN STRUKTUR SEL (ORGANEL
ORGANEL SEL)
·
TRANSPOR
MEMBRAN SEL (TUMBUHAN/HEWAN)
·
TRANSPOR
AKTIF EKOSISTEM DAN ENDOSITOSIS
·
EKOSITOSIS
(TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL)/UNISELULER
JAWAB : Organisme multiseluler mempunyai
sistem transportasi di dalam tubuhnya. Transportasi ini melibatkan sel atau
membran sel yang memiliki ketebalan 5 - 10 nm (nano meter; 1 nm = 1 × 10-9m). Membran
ini menghalangi gerak ion dan molekul melewati membran. Hal ini sangat penting
untuk menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion dalam sel, untuk kegiatan
enzim, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun, dan memasok
ion-ion yang penting dalam kegiatan saraf dan otot.
Berikut ini akan dibahas macam-macam gerakan yang melewati
membran sel. Gerakan-gerakan ini terjadi pada selaput organel dalam sel. Pada
dasarnya, hanya ada empat macam gerakan lewat membran sel ini, yaitu difusi,
osmosis, transpor aktif , dan endositosis atau eksositosis . Setelah
mempelajari subbab ini, kamu dapat membandingkan keempat transpor tersebut,
mari cermati uraiannya.
1. Difusi
Difusi adalah, gerakan molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi yang tinggi ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah yang
disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul tersebut. Kecepatan difusi
melalui membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul,
muatan, daya larut partikel-partikel dalam lipid dan suhu. Pada umumnya,
zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik lebih mudah berdifusi
melalui membran daripada molekul hidrofilik.
Selain itu, membran sel juga bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan seperti H2O, CO2, dan O2. Dalam
keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran
seldaripada molekul besar. Difusi sederhana dari molekul hidrofilik yang
besarnya lebih dari 7 - 8 Å (Å = angstrom = 10-10 m) hampir tidak dapat
berlangsung karena terhalang oleh membran sel, tetapi molekul tersebut dapat
masuk ke dalam sel dengan cara difusi terbantu atau facilitated diffusion.
Difusi terbantu tergantung pada suatu mekanisme transpor
khusus dari membran sel seperti permease. Permease adalah suatu protein (enzim)
membran sel yang akan memberi jalan bagi ion dan molekul polar tidak bermuatan
agar dapat melintasi dua lapisan lipid hidrofobik dari membran sel. Difusi ADP
ke dalam dan ATP keluar dari mitokondria juga memerlukan difusi terbantu. Dalam
semua proses difusi terbantu, molekul bergerak ke arah gradien konsentrasi.
2. Osmosis
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi.
Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel
secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa
osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial
dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkon-
sentrasi rendah (sedikit air).
Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi di dalam dan
di luar sel telah seimbang. Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi (sedikit air atau hipertonik) daripada di luar sel, maka air yang ada di
luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke dalam sel tersebut dapat
mengakibatkan pecahnya sel pada sel hewan (hemolisis). Sedangkan, pada sel
tumbuhan, sel hanya akan menggembung karena ditahan oleh dinding sel.
Konsentrasi air yang tinggi di luar sel disebut hipotonik.
Sedangkan, bila sel memiliki konsen- trasi zat terlarut
lebih rendah (banyak air) daripada di luar sel, maka air yang ada di dalam sel
akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan mengakibatkan sel mengerut. Pada
sel hewan, mengerutnya sel ini disebut krenasi , sedangkan pada sel tumbuhan
disebut plasmolisis.
3. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan
suatu gradien konsentrasi dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel
melalui membran sel. Selain memerlukan energi berupa ATP, transpor aktif juga
memerlukan enzim untuk memindahkan molekul dan ion dari tempat konsentrasi
rendah ke tempat konsentrasi tinggi. Agar enzim dapat berfungsi sebagai pompa,
maka enzim tersebut harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu sisi
membran ke sisi yang lain.
Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke dalam
sel menggunakan energi. Energi ini di peroleh dari gradien konsentrasi Na+ yang
terjadi pada pengangkutan natrium-kalium. Dengan bantuan suatu protein transpor
khusus, molekul glukosa dan ion natrium masuk ke dalam sel bersama-sama.
Kemudian, natrium tersebut dikeluarkan lagi oleh pompa natrium-kalium. Dengan
demikian, pompa natrium-kalium tidak hanya mengangkut secara aktif Na+ dan K+,
tetapi secara tidak langsung menyediakan energi untuk proses pengangkutan yang
lain.
4. Endositosis dan Eksositosis Endositosis adalah suatu
mekanisme pengangkutan bahan, seperti makromolekul protein dari cairan di luar
sel ke dalam sel dengan membungkus makromolekul tersebut dengan cara melekukkan
sebagian dari membran sel ke dalam. Kantung yang terbentuk kemudian melepaskan
diri dari bagian luar membran dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma.
Kemudian, lisosom menyatu dengan vakuola endositik tersebut dan isi dari
organel tersebut menjadi satu membentuk lisosom sekunder.
a)
Dinding sel berfungsi sebagai proteksi sel
terhadap faktor mekanis dan memberi bentuk sel
b)
Membran sel berfungsi sebagai pembatas sel
antara isi sel dan luar sel
11. ENDOSITOSIS AMOEBA
JAWAB: Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti
pada pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar.Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya yang terjadi
pada Amoeba. Tahap-tahap fagositosis dapat terlihat pada Gambar
Proses fagositosis
Keterangan gambar:
1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekatiParamaecium.
3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam vakuola makanan.
4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan.
Kedua pinositosis dan fagositosis adalah jenis endositosis. Endositosis adalah proses dimana sel menyerap molekul dengan menyelimuti mereka. Molekul-molekul ini sering termasuk protein dan zat lain yang penting untuk keberadaan sel. Proses endositosis digunakan oleh semua sel sebagai molekul adalah molekul polar besar yang tidak dapat melewati plasma hidrofobik atau membran sel.
1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekatiParamaecium.
3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam vakuola makanan.
4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan.
Kedua pinositosis dan fagositosis adalah jenis endositosis. Endositosis adalah proses dimana sel menyerap molekul dengan menyelimuti mereka. Molekul-molekul ini sering termasuk protein dan zat lain yang penting untuk keberadaan sel. Proses endositosis digunakan oleh semua sel sebagai molekul adalah molekul polar besar yang tidak dapat melewati plasma hidrofobik atau membran sel.
Pinositosis adalah penyerapan cairan, sedangkan
fagositosis adalah penyerapan benda padat yang pada dasarnya makanan untuk sel.
Hampir semua sel melakukan pinositosis, namun fagositosis hanya dilakukan oleh
sel-sel khusus yang melindungi jaringan oleh bakteri melanda, puing-puing sel,
dan bahan lainnya yang abnormal.
Pinositosis pada dasarnya adalah proses menyerap
cairan beserta isinya ke dalam sel. Sel melakukan hal ini dengan membentuk
saluran sempit melalui membran. Saluran ini mengelilingi cair dan semua isinya
dan kemudian menjepit ke luar vesikel , maka cairan dalam berhasil diserap ke
dalam sel. Molekul-molekul kemudian berfusi dengan lisosom untuk menghidrolisis
atau dipecah. Proses pinositosis membutuhkan banyak energi dalam bentuk
adenosin trifosfat. Ini adalah senyawa kimia yang umumnya digunakan sebagai
energi di sebagian besar sel.
Fagositosis adalah proses menyerap dan menelan
partikel oleh sel dan oleh banyak protes, seperti amuba untuk mendapatkan
nutrisi. Proses penyerapan mirip dengan pinositosis, kecuali bahwa bukan cairan
zat diserap adalah nutrisi penting, yang dikelilingi oleh saluran dan kemudian
menjepit ke luar vesikel . Nutrisi yang kemudian menyatu dengan lisosom dan
dipecah oleh enzim. Setiap dan semua bahan limbah ini kemudian dikeluarkan dari
sel.
Fagositosis adalah identik dengan makan untuk
organisme bersel tunggal, namun pada hewan multiseluler, proses ini telah
diadaptasi untuk menghilangkan limbah dan sampah, sebagai lawan untuk mengambil
nutrisi dan bahan bakar untuk proses seluler. Hal ini terutama terjadi untuk
sel dalam sistem kekebalan tubuh yang menggunakan fagositosis untuk
menghilangkan patogen dan puing-puing sel lainnya, termasuk namun tidak
terbatas pada bakteri, sel-sel jaringan yang mati, dan partikel mineral kecil.
Substansi diserap oleh fagositosis dapat sebagai besar
sebagai sel, yang mengharuskan sel untuk membuat vesikel cukup besar untuk
mengelilingi nutritents. Namun, dalam pinositosis, vesikel jauh lebih kecil,
karena mereka hanya perlu mengelilingi cairan, yang tidak memiliki bentuk
tertentu. Secara teknis, pinositosis bekerja sebagai fagositosis, satu-satunya
perbedaan adalah bahwa fagositosis spesifik dalam mengangkut zat. Hal ini
disebabkan fakta bahwa fagositosis menelan partikel keseluruhan, yang kemudian
dipecah oleh enzim, dan diserap ke dalam sel, sedangkan pinositosis terutama
menyerap makanan yang sudah dilarutkan atau jebol
12. JARINGAN PADA DAUN ATAU BATANG
JAWAB: a.
Susunan Jaringan di Akar
Bila sepotong
akar kamu sayat secara melintang dan diamati dengan mikroskop, akan tampak
jaringan-jaringan pokok yang menyusunnya, yaitu dari luar ke dalam
berturut-turut adalah epidermis, korteks, endodermis dan silider pusat (stele).
Tentu saja terdapat variasi antara berbagai jenis tumbuhan dan antara akar muda
dan akar tua. Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan berfungsi sebagai
penyerap air. Sebagian sel epidermis mengalami modifikasi membentuk rambut akar
yang membantu memperluas bidang penyerapan. Bagian korteks pada akar terdiri
atas jaringan parenkim. Ciri-cirinya adalah terdapat ruang antarsel untuk
transportasi gas dan penampung oksigen yang diperlukan dalam respirasi sel.
Pada bagian stele terdapat berkas jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem
yang letaknya bergantian dan tersusun dalam lingkaran. Jaringan meristem
terdapat di ujung akar yang diikuti dengan daerah pemanjangan. Di ujung akar
terdapat tudung akar/ kaliptra. Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim yang
berdinding tipis. Fungsinya adalah sebagai pelindung jaringan meristem dan
mengatur arah pertumbuhan akar.
b. Susunan Jaringan di Batang
Struktur anatomi batang mirip dengan akar, yaitu tersusun dari jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), dan jaringan pegangkut. Epidermis batang biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Epidermis ini sering mengalami modifikasi menjadi trikoma dan stomata. Pada batang yang sudah dewasa, stomata menghilang dan digantikan dengan lentisel. Lentisel merupakan pori penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari jaringan parenkim. Jaringan penguat kolenkim dan sklerenkim juga sering ditemukan pada korteks. Di sebelah dalam korteks terdapat silinder pusat/stele yang tersusun oleh jaringan parenkim berbentuk jari-jari empulur. Batang monokotil umumnya tidak bercabang, tidak berkambium, dan beruas-ruas. Susunan berkas pembuluh angkut tersebar atau tidak teratur. Bagian luar batang monokotil sering ditutupi oleh epidermis yang memiliki stomata, misalnya pada jagung. Di bawah epidermis terdapat seludang sklerenkim yang membantu mengokohkan batang. Batang monokotil tidak mengalami tumbuh membesar karena tidak memiliki meristem sekunder. Batang tumbuhan dikotil umumnya bercabang-cabang, berkambium, tetapi tidak beruas-ruas. Bagian batang yang masih muda umumnya dilindungi oleh selapis sel epidermis. Di bawah epidermis terdapat jaringan penguat kolenkim dan sklerenkim. Pada ikatan pembuluh terdapat kambium yang terletak di antara xilem dan floem. Adanya kambium menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat membesar. Hal ini disebakan oleh aktivitas pembelahan sel dari jaringan meristem pada kambium. Untuk mengamati anatomi batang, lakukan kegiatan seperti Kegiatan 3.1 dengan menggunakan preparat penampang melintang batang, baik awetan atau kamu persiapkan sendiri. Coba, bandingkan hasil pengamatanmu dengan gambar yang ada di dalam buku ini!
c. Susunan Jaringan di Daun
Struktur anatomi daun juga terdiri dari tiga jenis jaringan, yaitu jaringan
epidermis, jaringan dasar/parenkim, dan jaringan pengangkut. Pada jaringan
epidermis terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan berlebihan dari sel-
sel daun. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutikula juga terdapat lapisan lilin. Sebagian sel epidermis daun mengalami modifikasi menjadi stomata. Pada daun tumbuhan dikotil, letak stomata umumnya tersebar, sedangkan pada daun tumbuhan monokotil umumnya terletak sejajar. Stomata dapat ditemukan pada satu atau kedua sisi daun. Pada tanaman yang hidup di darat, umumnya stomata terletak di permukaan bawah. Sedangkan pada tanaman air, stomata terletak di permukaan daun sebelah atas. Tahukah kamu apa penyebabnya? Jaringan dasar pada parenkim daun (mesofil) mempunyai banyak kloroplas dan terdapat ruang antarsel yang luas. Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun terdiri atas jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons). Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis yang utama karena banyak mengandung klorofil. Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun atau urat daun. Jaringan pengangkut ini merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada batang dan tangkai daun. Untuk mengamati anatomi daun, lakukan kegiatan seperti Kegiatan 3.1 dengan menggunakan preparat penampang melintang daun, yang dapat kamu persiapkan sendiri atau menggunakan awetan. Coba, bandingkan hasil pengamatanmu dengan gambar yang ada di dalam buku ini! Bagaimana susunan jaringan di organ bunga, buah, dan biji? Secara umum, jaringan pokok yang menyusun organ generatif ini sama dengan jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun. Kamu dapat mencari informasi yang relevan dengan hal ini dari berbagai buku atau sumber pustaka yang lain. Kunjungilah perpustakaan atau internet untuk menemukannya.
sel daun. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutikula juga terdapat lapisan lilin. Sebagian sel epidermis daun mengalami modifikasi menjadi stomata. Pada daun tumbuhan dikotil, letak stomata umumnya tersebar, sedangkan pada daun tumbuhan monokotil umumnya terletak sejajar. Stomata dapat ditemukan pada satu atau kedua sisi daun. Pada tanaman yang hidup di darat, umumnya stomata terletak di permukaan bawah. Sedangkan pada tanaman air, stomata terletak di permukaan daun sebelah atas. Tahukah kamu apa penyebabnya? Jaringan dasar pada parenkim daun (mesofil) mempunyai banyak kloroplas dan terdapat ruang antarsel yang luas. Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun terdiri atas jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons). Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis yang utama karena banyak mengandung klorofil. Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun atau urat daun. Jaringan pengangkut ini merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada batang dan tangkai daun. Untuk mengamati anatomi daun, lakukan kegiatan seperti Kegiatan 3.1 dengan menggunakan preparat penampang melintang daun, yang dapat kamu persiapkan sendiri atau menggunakan awetan. Coba, bandingkan hasil pengamatanmu dengan gambar yang ada di dalam buku ini! Bagaimana susunan jaringan di organ bunga, buah, dan biji? Secara umum, jaringan pokok yang menyusun organ generatif ini sama dengan jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun. Kamu dapat mencari informasi yang relevan dengan hal ini dari berbagai buku atau sumber pustaka yang lain. Kunjungilah perpustakaan atau internet untuk menemukannya.
Jaringan
Pada Daun, Batang dan Akar Tumbuhan - Jaringan pada tumbuhan umumnya
terdiri dari : jaringan epitel, jaringan palisade, jaringan spons, jaringan
pengangkut (xilem dan floem). Namun jaringan terebut mengalami perkembangan
atau modifikasi pada masing-masing bagian tumbuhan yaitu pada bagian akar,
batang dan daunnya. Berikut secara lengkap Jaringan Pada Daun, Batang dan
Akar Tumbuhan beserta gambar dan fungsinya.
1.
Jaringan Pada Akar
Jaringan
pada akar terdiri dari:
(1).
Epitel
Epitel
adalah jaringan paling luar yang berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang
berada dibawahnya. Epitel pada tumbuhan akan berkembang atau mengalami
modifikasi menjadi:
· serabut/bulu-bulu
akar, berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan air dan zat-zat makanan yang
terlarut
·
tudung akar kelompok sel-sel yang melindungi akar
yang tumbuh dan menekan ke dalam tanah
· meristem
apikal yaitu sekelompok sel yang membelah secaramitosis terus
menerus. Pembelahan sel-sel ini berakibat terjadinya akar
(2).
Jaringan pengangkut yang terdiri dari :
a.
Xylem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun
b.
Floem bersungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
c. Kambium
adalah jaringan yang terletak antara xilem dan floem. Jaringan kambium menghasilkan
jaringan xilem dan floem baru. Kambium hanya terdapat pada tumbuhan
dikotil
(3).
Jaringan Korteks berfungsi untuk menyimpan makanan
2.
Jaringan pada batang
Jaringan
pada batang tumbuhan meliputi:
1)
Epidermis batang Tumbuhan
–
Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar
terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari kehilangan air
yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus
yang menggantikan fungsi jaringan primer.
–
Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah yang
disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan sel gabus,
misalnya pada batang tanaman tebu.
2)
Korteks batang Tumbuhan
–
Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding
tipis, banyak ruang antarsel.
–
Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat
tubuh.
–
Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung
tepung ).
3)
Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
–
Lapisan terluar disebut perisikel.
–
Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Struktur
Jaringan luar Batang Tumbuhan
1)
Batang tumbuhan herba
Batang
tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada,
ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri
dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat
stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
2)
Batang tumbuhan kayu
Batang
tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang
keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan
bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada
tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan
fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya
aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan
epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan
fotosintesis menjadi hilang.
3.
Jaringan pada daun
Jaringan
pada daun tumbuhan meliputi:
Jaringan
pada daun dikotil
Jaringan
pada daun monokotil
1.
Epidermis atas
epidermis atas,
tersusun dari selapis tipis sel yang bentuknya seperti batu bata.
Umumnya sel-sel itu tidak memiliki kloroplas. Padabeberapa daun terdapat
lapisan lilin yang menutup epidermis; bahkan ada epidermis yang
berkutikula. Kutikula dan lapisan lilin tersebut mencegah daun
kehilangan terlalu banyak air.
2.
Palisade
Tepat
di bawah lapisan epidermis atas,
terdapat lapisan sel-sel palisade. Sel-sel palisade
ini mempunyaisusunan rapat dan mengandungkloroplas.
3.
Spons
Tepat
di bagian atas epidermis bawah adalah lapisansel-sel sponsa. Sel-sel sponsa ini
lebih renggang susunannya dibandingkan sel-sel palisade dan juga mengandung
kloroplas. Banyak rongga udara ada diantara sel-sel pada
lapisan sponsa .
4.
Berkas pengangkut
Berkas
xilem dan floem dari tulang daun menembus lapisan sponsa. Air dari batang
masuk ke daun melalui xilem pada tulang daun. Makanan dibuat di daun, dan
dikeluarkan dari daun melalui floem pada tulang-tulang daun tersebut
5.
Epidermis bawah
Permukaan
bawah daun disebut epidermis bawah. Epidermis bawah
biasanya mengandung sel-sel penutup yang mengelilingi celah yang
disebut stoma. Karbondioksida berdifusi ke dalam daun melalui stoma
yang membuka dan oksigen serta air berdifusi keluar daun melalui
stoma yang membuka
13. JARINGAN PADA HEWAN EPITEL
(TULANG RAWAN ATAU OTOT)
·
SISTEM
GERAK (SKLETON RANGKA)
·
PENYAKIT
FAMILIAR TERHADAP ANAK ANAK SEPERTI KWASDWIKOR,FURTARIS,ERIKTOBLATOSIS
JAWAB:
tulang rawan ada 3 macam yaitu hialin,fibrosa,kolagen
Otot
mempunyai fungsi sebagai alat gerak aktif
Penyakit
pada manusia
Kifosis
lordosis skoliosis
Osteoporosis
tulang rapuh
14. MEKANISME GERAK OTOT ATAU
PERSENDIAN
JAWAB:
15. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA
MANUSIA
·
ALAT
ALAT PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
·
KELENJAR
GETAH BENING DAN CAIRAN GETAH BENING
JAWAB
16. SISTEM PENCERNAAN
Makanan
merupakan suatu zat yang bisa di masukan ke dalam tubuh
·
GANGUAN
GANGUAN PENCERNAAN (SEMBELIT DLL)
JAWAB:1gastritis
radang selaput lendir pada mukosa dinding lambung
2.konstipasi
atau sembelit adalah sulit buang air besar
3.peritonitis
infeksi pada selaput rongga perut
17. RESPIRASI ATAU PERNAPASAN
·
MEKANISME
RESPIRASI
JAWAB:inspirasi
dada adalah : otot antar tulang rusuk berkontraksi volume rongga dada membesar
Ekspirasi
dada :
Inspirasi
perut otot diafragma berkontraksi
18. ALAT ALAT EKSKRESI SEPERTI GINJAL
PARU PARU KULIT GINJAL DI TITIK BERATKAN PADA NEFRON URINA PADA KULIT DI TITIK
BERATKAN PADA KULIT ARI DAN KULIT JANGAT
JAWAB:
19. KOORDINASI SARAF DENGAN
HORMON(SISTEM KOORDINASI)
·
OTAK
HORMON YANG FAMILIARSEPERTI GLANDULA TIROKSIN DAN TEMANYA
JAWAB:
glandula tiroksin dan triodotironin mengatur metabolisme pertumbuhan
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
Glandula
kalasitonin menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang
20. INDRA (PENGELIHATAN TELINGA
KULIT) KELUAR DALAM BENTUK GAMBAR YANG DITUNJUK HURUF X
JAWAB:
21. SISTEM REPRODUKSI
·
HORMON
REPRODUKSI WANITA DAN PRIA
·
ALAT
ALAT REPRODUKSI (WANITA/PRIA)(LUAR/DALAM)
JAWAB:
hormon pada pria testoteron lh fsh gonadotropin
Pada
wanita fsh pembelahan meiosis 2 estrogen merangsang untuk memproduksi LH dan LH
lah yang melakukan peluruhan dinding
22. PENYAKIT PADA MANUSIA (PENYAKIT
TULANG,SISTEM KOORDINASI,EMBOLI,TROMBI,EMBOLUS,TROMBUS.
JAWAB:
23. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN
JAWAB:
faktor faktor yang memprngaruhi pertumbuhan adalah faktor luar dan faktor dalam
Faktor
dalam atau internal terdiri atas GEN,HORMON
Sedangkan
faktor luarnya adalah CAHAYA,SUHU,KELEMBABAN,NUTRISI,AIRDAN OOKSIGEN
24. RATA RATA KECEPATAN TUMBUHAN
·
BENTUK
GRAFIK
·
BENTUK
TABEL DATA
JAWAB:
25. KERJA ENZIM
JAWAB:
CARA kerja enzim dapat di jelaskan dengan 2 theori yaitu teori
A.
Lock
and key theori teori ini di kemukakan oleh emil fischer pada 1898 enzim di
umpamakan gembok yang mempunyai bagian kecil yang mengikat substrat,substrat di
umpamakan di umpamakan kunci yang dapat berikatan dengan enzim.
B.
Induced
fit theory. Sisi aktif enzim bersifat fleksibeldalam menyesuaikan struktur
substrat,sehingga ikatan antara enzim dan substrat dapat menyesuaikan.
26. PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT
(FOTOSINTESIS)BISA REAKSI TERANG (GELAP,PERSAMAANYA,FOTOLISIS)
JAWAB:
A. Fotosintesis breasal dari kata foton yang berati cahaya dan sintesis berati
penyusunan proses fotosintesis umumnya terjadi pada siang hari prosesnya
terjadi di kloroplas
B. reaksi terang reaksi ini hanya terjadi pada
siang hari apabila ada cahaya reaksi ini terjadi di membran tilakoid di dalam
grana proses ini di gunakan untuk memecah H2O menjadi H+ dan O2 reaksi ini disebut juga reaksi hill pada
proses ini terjadi proses fotolisis yaitu proses sebelum fotosintesis.fotolisis
adalah energi matahari di gunakan untuk memecaah H2O menjadi H+ dan O2.
C.
reaksi gelap adalah reaksi yang berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari.
Dalam reaksi ini ATP DAN NADPH di gunakan untuk pembentukan glukosa dari karbon
dioksida. Reaksinya terjadi di di stroma
Siklus reaksi gelap
adalah dimulai dari fiksasi menghasilkan APG reduksi terbentuk PGAL tahap
terakhir tahap ribulosa penambahan CO2
KEMBALI. menghasilkanRuDP.
27. RESPIRASI SEL
·
ANAEROB(TIDAK
MEMERLUKAN OKSIGEN=TEMPATNYA;MITOKONDRIA DLL)
·
AEROB
(MEMBUTUHKAN OKSIGEN HASILNYA)
JAWAB: Respirasi Aerob
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar.
Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20.
Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut mencakup:
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar.
Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20.
Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut mencakup:
1.
Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul
c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus
kimia C3.
2.
Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau
molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan juga asam sitrat.
3.
Transpor electron, yakni reaksi reduksi
atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga
energi berupa ATP.
Respirasi Anaerob
Yakni pernapasan yang tidak memerlukan oksigen atau o2. Respirasi yang satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama dengan 02 dan pada akhirnya membentuk H2O
Jika didata secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan anaerob bisa dilihat pada list berikut:
Yakni pernapasan yang tidak memerlukan oksigen atau o2. Respirasi yang satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama dengan 02 dan pada akhirnya membentuk H2O
Jika didata secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan anaerob bisa dilihat pada list berikut:
1.
Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam
matriks mitokondria, respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa organik ke
an-organik, menghasilkan energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP.
2.
Respirasi Anaerob: tidak memerlukan
kehadiran oksigen dalam prosesnya, berlangsung di dalam sitoplasma, tujuannya
untuk mengurai senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi tapi dalam jumlah
yang sedikit yakni 2 ATP.
28. FERMENTASI ALKOHOL (PEMBUATAN
TAPE KECAP NATA DE COCO)
JAWAB:
Fermentasi adalah produksi energi di dalam sel berupa respirasi
yang terjadi dalam kondisi anaerob (tanpa melibatkan oksigen). Jika respirasi
aerob terjadi pada sistem metabolisme energi manusia, pada kebanyakan tumbuhan
dan hewan, respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian
dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat karena sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan
energi tanpa adanya oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan
reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan
oksigen. Perlu Anda ketahui sel jamur dan bakteri dapat melakukan respirasi
anorganik. Demikian juga apabila kita melakukan konstraksi otot terlalu kuat
misalnya berlari-lari, maka sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi
anaerob. Pada keadaan oksigen yang tidak mencukupi untuk respirasi maka terjadi
penimbunan asam laktat di dalam sel dan akan menimbulkan kelelahan. Proses
penguraian pada respirasi anaerob disebut fermentasi.
Berdasarkan hasil akhir fermentasi, jenis fermentasi
dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu, dan fermentasi alkohol.
Jika dilihat dari namanya maka hasil akhir dari
fermentasi adalah asam laktat atau asam susu. Kelelahan yang terjadi pada
manusia karena bergerak melebihi kemampuan, sehingga terbentuk asam laktat
sebagai akhir dari fermentasi pada tubuh.
Tape dan peuyeum merupakan contoh manakan hasil
fermentasi. Fermentasi yang terjadi tergolong fermentasi alkohol, karena pada
akhir prosesnya menghasilkan alkohol.
Fermentasi asam cuka merupakan fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam
cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali
lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
29. MENDESKRIPSIKAN FOTOSINTESIS
·
TEMPAT
·
REAKSI
TERANG DAN GELAP
·
PERCOBAAN
FOTOSINTESIS (INGEN HOUSE)
JAWAB:
30. DNA,RNA,KROMOSOM
JAWAB:
DNA adalah komponen paling penting dalam kehidupan karena berperan dalam
pembawa informassi genetik dari satu generasi ke generasi selanjutnya selain
itu guna DNA adlah sebagai perancang utama proses sintesis protein.
RNA
asam nukleat di bentuk olh DNA melaluiproses transkripsi. RNA di temukan di
sitoplasma terutama di dalam ribosom dan nukleous.
31. SINTESIS PROTEIN
·
BENTUK
DIAGRAM
·
PROSESNYA
JAWAB: Sintesis protein adalah proses dimana asam
amino secara linear diatur menjadi protein melalui keterlibatan RNA ribosom,
RNA transfer, RNA, dan berbagai enzim. Sintesis protein adalah proses dimana
sel-sel individual disusun membentuk protein. Baik asam deoksiribonukleat (DNA)
dan semua jenis asam ribonukleat (RNA) akan terlibat dalam proses ini. Enzim
dalam inti sel memulai proses sintesis protein dengan terlebih dahulu unwinding
(membuka) bagian yang diperlukan dari DNA, sehingga RNA dapat dibuat. Bentuk
RNA sebagai salinan satu sisi untai DNA, dan dikirim ke area lain dari sel
untuk membantu dalam membawa bersama-sama dari asam amino yang berbeda yang
akan membentuk protein. Sintesis protein dinamakan demikian karena protein
“disintesis” melalui proses mekanik dan kimia dalam sel.
Pengertian Sintesis Protein
Setelah untai RNA telah dibuat dalam inti, disebut RNA (mRNA). mRNA keluar
dari nukleus melalui lubang kecil yang disebut pori-pori nuklir, dan bergerak
ke area yang lebih besar dari sel, yang dikenal sebagai sitoplasma. Setelah
keluar dari inti, mRNA ditarik menuju struktur yang dikenal sebagai ribosom,
yang berfungsi sebagai stasiun kerja sel untuk sintesis protein. Pada titik
ini, hanya satu sub-unit ribosom yang hadir.
Saat mRNA mengikat sub-unit ribosom, memicu pendekatan lain untai RNA,
disebut RNA transfer (tRNA). Untai tRNA akan mencari tempat yang tepat untuk
mengikat mRNA, dan ketika menemukan, itu akan menempel pada mRNA, sambil
memegang sebuah asam amino pada salah satu ujungnya. Ketika ini terjadi,
sub-unit lain dari ribosom tiba untuk membentuk struktur lengkap. Saat ribosom
mengelilingi helai RNA, untai lain tRNA mendekat. Untai ini membawa asam amino
lain, dan berbeda dari yang pertama. Sekali lagi, tRNA mencari tempat yang
tepat untuk mengikat mRNA.
Ketika untai kedua dari tRNA di tempat dengan asam amino, dua asam amino
mengikat bersama-sama dengan bantuan dari ribosom, serta energi sel dalam
bentuk adenosin trifosfat (ATP). Urutan ini berulang, dan rantai asam amino
tumbuh lagi. Ketika asam amino semuanya telah ditempatkan dalam urutan yang
benar, rantai dilipatan ke dalam bentuk tiga dimensi. Ketika ini terjadi,
protein selesai.
Setelah protein telah berhasil dibuat, dua sub-unit ribosom terpisah, akan
bergabung lagi untuk digunakan nanti. Proses sintesis protein terjadi di
berbagai ribosom seluruh sel. Sebuah sel yang beroperasi secara efisien dapat
mensintesis ratusan protein setiap detik.
32. MITOSIS (PEMBELAHAN SEL)
GAMBAR/NARASI
JAWAB:
MITOSIS ADALAH pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan dengan jumlah
kromosom yang sama dengn jumlah sel induknya yaitu 2n, mitosis berfungi memelihara
pertumbuhan sel sel baru dan memperbaikii bagian tubuh makhluk hidup.
33. MEIOSIS
·
SPERMATOGENESIS/OOGENESIS
·
PADA
PERISTIWA SPERMATOGENESIS TERDAPAT HASIL DAN PEMBENTUKAN SPERMA
JAWAB: Meiosis I
Pada awal meiosis 1,
sel manusia mengandung 46 kromosom, atau 92 kromatid (jumlah yang sama seperti
selama mitosis). Meiosis I berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase I: Profase I
adalah serupa dalam beberapa cara dengan profase pada mitosis. Kromatid
memperpendek dan menebal dan menjadi terlihat di bawah mikroskop. Perbedaan
yang penting, adalah bahwa proses yang disebut sinapsis terjadi. Proses kedua
disebut pindah silang juga berlangsung selama profase 1.
Selama profase 1, dua
kromosom homolog datang mendekat satu sama lain. Karena setiap kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid, sebenarnya ada empat kromatid sejajar berdampingan
satu sama lain. Ini kombinasi dari empat kromatid disebut tetrad, dan datang
bersama-sama adalah disebut proses sinapsis.
Setelah sinapsis
telah terjadi, proses pindah silang terjadi. Dalam proses ini, segmen DNA dari
satu kromatid dalam tetrad lolos ke kromatit lain dalam tetrad tersebut.
pertukaran segmen kromosom Ini berlangsung secara kompleks dan kurang dipahami.
Mereka menghasilkan kromatid genetik baru. Pindah silang merupakan pendorong
penting evolusi. Setelah pindah silang telah terjadi, empat kromatid dari
tetrad yang secara genetik berbeda dari aslinya kromatid yang empat.
Metafase I: Dalam
metafase I meiosis, tetrad menyelaraskan pada pelat Ekuatorial (seperti pada
mitosis). Sentromer menempel pada serat gelendong, yang membentang dari kutub
sel. Satu sentromer menempel tiap serat spindle.
Anafase I: Pada
anafase 1, kromosom homolog terpisah. Satu homolog kromosom (terdiri dari dua
kromatid) bergerak ke salah satu sisi sel, sedangkan kromosom homolog lainnya
(yang terdiri dari dua kromatid) bergerak ke sisi lain dari sel. Hasilnya
adalah bahwa 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid) pindah ke
salah satu tiang, dan 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid)
pindah ke kutub yang lain. Pada dasarnya, jumlah kromosom sel dibelah dua.
Untuk alasan ini prosesnya adalah pengurangan-pembelahan.
Telofase I: Dalam
telofase I meiosis, inti mereorganisasi, kromosom menjadi kromatin, dan
pembagian sitoplasma menjadi dua sel berlangsung. Proses ini terjadi secara
berbeda dalam sel tumbuhan dan hewan, seperti pada mitosis. Setiap sel anak
(dengan 23 kromosom masing-masing terdiri dari dua kromatid) kemudian memasuki
interfase, di mana tidak ada duplikasi DNA. Periode interfase mungkin singkat
atau sangat lama, tergantung pada spesies organisme.
Meiosis II
Meiosis II adalah
subdivisi utama kedua dari meiosis. Hal ini terjadi pada dasarnya cara yang
sama seperti mitosis. Pada meiosis II, sel yang berisi 46 kromatid yang
mengalami pembelahan menjadi dua sel, masing-masing dengan 23 kromosom. Meiosis
II berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase II: Profase
II mirip dengan profase mitosis. materi kromatin memadat, dan setiap kromosom
mengandung dua kromatid yang melekat pada sentromer. 23 pasang kromatid, total
46 kromatid, kemudian pindah ke plat Ekuatorial.
Metafase II: Dalam
metafase II dari meiosis, 23 pasang kromatid berkumpul di tengah sel sebelum
pemisahan. Proses ini identik dengan metafase pada mitosis.
Anafase II: Selama
anafase II dari meiosis, sentromer membagi, dan 46 kromatid menjadi dikenal
dengan 46 kromosom. Kemudian 46 kromosom terpisah satu sama lain. Serat
gelendong melakukan migrasi kromosom dari setiap pasangan untuk satu kutub dari
sel dan anggota lain dari pasangan ke tiang lainnya. Secara keseluruhan, 23
kromosom pindah ke masing-masing tiang. Kekuatan dan perlekatan yang beroperasi
dalam mitosis juga beroperasi di anafase 11.
Telofase II: Selama telofase
II, kromosom berkumpul di kutub sel dan menjadi tidak jelas. Sekali lagi,
mereka membentuk massa kromatin. Selubung nukleus berkembang, nukleolus muncul
kembali, dan sel mengalami sitokinesis seperti pada mitosis.
Selama meiosis II,
setiap sel mengandung 46 kromatid menghasilkan dua sel, masing-masing dengan 23
kromosom. Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis II, sehingga hasil dari
meiosis II adalah empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom. Masing-masing
dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi satu set kromosom.
23 kromosom dalam
empat sel dari meiosis tidak identik karena pindah silang telah terjadi di
profase 1. Ini pindah silang menghasilkan variasi sehingga masing-masing empat
sel yang dihasilkan dari meiosis berbeda dari tiga lainnya. Dengan demikian,
meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi variasi dalam kromosom. Juga,
itu menyumbang pembentukan empat sel haploid dari sel diploid tunggal.
34. HUKUM MENDEL
·
PENYIMPANGAN
SEMUA HUKUM MENDEL
·
EPITIMERI
DAN TEMANYA (PERBANDINGANYA)
JAWAB: Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat padaorganisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum
ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation)
dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan
secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Mendel 1 ( segregasi )
" kedua gen yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet akan menerima satu gen dari alelnya". Hukum ini didasarkan dengan persilangan monohibrid. Hukum Mendel yang pertama gen dominan akan mempengaruhi aksi dari gen resesif.
contoh: tanaman kacang ercis tinggi dengan tanaman kacang ercis rendah.
tinggi = T, dan rendah = r.
P TT x rr
gamet T r
F1 Tr = tinggi
Tr x Tr
F2 TT, Tr, Tr, rr
TT = tinggi
Tr =tinggi
Tr =tinggi
rr = rendah
jadi disimpulkan bahwa keturunan kedua akan memiliki 2 phenotip yaitu tinggi dan rendah dengan perbandingan 3 : 1.
" kedua gen yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet akan menerima satu gen dari alelnya". Hukum ini didasarkan dengan persilangan monohibrid. Hukum Mendel yang pertama gen dominan akan mempengaruhi aksi dari gen resesif.
contoh: tanaman kacang ercis tinggi dengan tanaman kacang ercis rendah.
tinggi = T, dan rendah = r.
P TT x rr
gamet T r
F1 Tr = tinggi
Tr x Tr
F2 TT, Tr, Tr, rr
TT = tinggi
Tr =tinggi
Tr =tinggi
rr = rendah
jadi disimpulkan bahwa keturunan kedua akan memiliki 2 phenotip yaitu tinggi dan rendah dengan perbandingan 3 : 1.
Kodominan
merupkan aksi gen yang tidak dapat menutupi aksi gen resesif atau ekspresi gen yang tidak dapat menutupi ekspresi gen resesif secara sempurna, sehingga individu heterozigot akn memunculkan sifat antara.
contoh: anjing husky bermata biru (BB) dengan husky bermata coklat (bb) akan menghasilkan keturunan yang berwarna mata ganda (Bb).
P BB x bb
gamet B b
F1 Bb = warna mata ganda
Bb x Bb
F2 BB, Bb, Bb, bb
BB = warna mata biru
Bb = warna mata ganda
Bb = warna mata ganda
bb = warna mata coklat
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keturunannya akan menghasilkan 3 phenotip dengan perbandingan 1:2:1.
merupkan aksi gen yang tidak dapat menutupi aksi gen resesif atau ekspresi gen yang tidak dapat menutupi ekspresi gen resesif secara sempurna, sehingga individu heterozigot akn memunculkan sifat antara.
contoh: anjing husky bermata biru (BB) dengan husky bermata coklat (bb) akan menghasilkan keturunan yang berwarna mata ganda (Bb).
P BB x bb
gamet B b
F1 Bb = warna mata ganda
Bb x Bb
F2 BB, Bb, Bb, bb
BB = warna mata biru
Bb = warna mata ganda
Bb = warna mata ganda
bb = warna mata coklat
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keturunannya akan menghasilkan 3 phenotip dengan perbandingan 1:2:1.
2. letal
merupakan persilangan yang akan menyebabkan kematian terhadap individu homozigot (embrio).
Macam-macam gen letal yaitu: gen letal dominan dan gen letal resesif.
contoh: sesama ayam redep ( Cc ) dikawinkan
normal = CC
letal = cc
P Cc x Cc
|
CC, Cc, Cc, cc
CC = normal
Cc = redep
Cc = redep
cc = letal
jadi, perbandingan nya yaitu 1:2:1.
merupakan persilangan yang akan menyebabkan kematian terhadap individu homozigot (embrio).
Macam-macam gen letal yaitu: gen letal dominan dan gen letal resesif.
contoh: sesama ayam redep ( Cc ) dikawinkan
normal = CC
letal = cc
P Cc x Cc
|
CC, Cc, Cc, cc
CC = normal
Cc = redep
Cc = redep
cc = letal
jadi, perbandingan nya yaitu 1:2:1.
Sebagaimana yang telah kalian pelajari bahwa
persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan individu keturunan 3 : 1 atau
1 : 2 : 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan individu keturunan 9 : 3 : 3
: 1. Dalam prakteknya, hasil persilangan Mendel dapat menghasilkan perbandingan
individu yang tidak tepat (coba kalian lihat kembali Tabel 5.1). Pada
persilangan dihibrida, dapat dihasilkan perbandingan yang merupakan variasi
dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 yaitu 12 : 3 : 1; 9 ; 7 atau 15 : 1.
35. MUTASI DAN CONTOHNYA
·
MUTASI
KROMOSOM
·
SYNDROM
KINEFILTER/TURNER
JAWAB : Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan
genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebutmutasi titik) maupun pada
taraf kromosom.
Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi.
Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya
variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit
mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar
ultraviolet, sinar X, serta
loncatan energi listrik seperti petir.
CONTOHNYA:
1. Sindrom Down, terjadi ketidaknormalan pada kromosom autosom, sindrom ini
terjadi karena adanya tiga kromosom pada kromosom no.21 (trisomi). ciri-ciri
sindrom ini
- Kariotipe 47 XX atau 47XY.
- IQ rendah (± 40)
- Mata sipit, gigi keci-kecil dan jarang, liur selalu menetes, daya tahan terhadap penyakit menurun
- Mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera.
2. Sindrom Klinefelter, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks dan biasanya diderita oleh laki-laki. Ciri-cirinya :
- mempunyai kelebihan kromosom seks-X, sehingga kariotipenya 47 XXY.
- Lelaki dengan testis kecil, gagal menghasilkan sperma.
- Rambut dada tidak tumbuh.
- Suara dan dada seperti wanita, memiliki tangan dan kaki yang panjang.
3. Sindrom Turner, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks yaitu adanya pengurangan satu kromosom seks dan biasanya diderita oleh wanita. Ciri-cirinya :
- Hanya mempunyai satu kromosom seks, dengan kariotipenya 45X0.
- Perempuan mandul, bentuk kaki X, dada dan ovarium tidak berkembang.
- Tidak mengalami haid.
- Ukuran tubuh kecil, IQ rendah.
Selain merugikan beberapa mutasi dapat berguna bagi manusia, diantaranya :
a. Mutasi pada mikroorganisme dapat meningkatkan hasil antibiotika, misalnya mutan Penicillium penghasil antibiotik penisilin.
b. Meningkatkan hasil panen produksi pangan dengan membuat hasil panen poliploid dengan mutasi induksi.
c. Mutasi melalui radiasi menggunakan radioisotop dapat digunakan untuk memeriksa proses biologi, misalnya transfer elektron pada fotosintesis.
- Kariotipe 47 XX atau 47XY.
- IQ rendah (± 40)
- Mata sipit, gigi keci-kecil dan jarang, liur selalu menetes, daya tahan terhadap penyakit menurun
- Mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera.
2. Sindrom Klinefelter, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks dan biasanya diderita oleh laki-laki. Ciri-cirinya :
- mempunyai kelebihan kromosom seks-X, sehingga kariotipenya 47 XXY.
- Lelaki dengan testis kecil, gagal menghasilkan sperma.
- Rambut dada tidak tumbuh.
- Suara dan dada seperti wanita, memiliki tangan dan kaki yang panjang.
3. Sindrom Turner, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks yaitu adanya pengurangan satu kromosom seks dan biasanya diderita oleh wanita. Ciri-cirinya :
- Hanya mempunyai satu kromosom seks, dengan kariotipenya 45X0.
- Perempuan mandul, bentuk kaki X, dada dan ovarium tidak berkembang.
- Tidak mengalami haid.
- Ukuran tubuh kecil, IQ rendah.
Selain merugikan beberapa mutasi dapat berguna bagi manusia, diantaranya :
a. Mutasi pada mikroorganisme dapat meningkatkan hasil antibiotika, misalnya mutan Penicillium penghasil antibiotik penisilin.
b. Meningkatkan hasil panen produksi pangan dengan membuat hasil panen poliploid dengan mutasi induksi.
c. Mutasi melalui radiasi menggunakan radioisotop dapat digunakan untuk memeriksa proses biologi, misalnya transfer elektron pada fotosintesis.
36. EVOLUSI
·
SELEKSI
ALAM, FAKTA FAKTA EVOLUSI, PETUNJUK EVOLUSI
JAWAB: Evolusi (dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatupopulasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru
dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan
antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang
baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan
variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan
ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua
mekanisme utama, yaitu seleksi
alam dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat
yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini.[1][2] Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil
sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa
Inggris: Genetic Drift)
merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi
sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan
oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan
menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai
puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru.[4] Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme
yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang
kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang
terjadi secara perlahan ini.[1]
Dokumentasi fakta-fakta
terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakanbiologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan
dan menguji teori-teori
yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayatiorganisme-organisme hidup telah
meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari
waktu ke waktu.[5][6] Namun, mekanisme yang mendorong perubahan
ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles
Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.[7] Karya Darwin dengan segera diikuti oleh
penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.[8][9][10][11] Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabungkan dengan teori pewarisanMendel,
membentuk sintesis evolusi modern,[12] yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan
penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus
menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat
biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman
hayati di
bumi.[9][10][13]
Meskipun teori evolusi selalu
diasosiasikan dengan Charles
Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah
berakar sejak zaman Aristoteles.
Namun, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi
yang terjadi karena seleksi
alam dianggap
oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi
Petunjuk adanya evolusi
1.
Biogeografi (penyebaran geografis spesies)adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi pada Darwin2.
Catatan fosilmenunjukkan perubahan dari waktu ke waktu3.
Petunjuk dari anatomi komparatif- adanya homologi, analogi- adanya organ
tersisa (vestigial organ)- perkembangan embrio (pada tahapan tertentu mirip)4.
Petunjuk dari usaha domestikasi5.
Petunjuk dari biologi molekuler- Organisme yang secara taksonomi
berbeda jauh seperti manusia dan bakteri memilikibeberapa protein yang
sama (Mis. Sitokrom c).- perbandingan jumlah asam amino pada hemoglobin
manusia dan pada beberapavertebrata
37. PENERAPAN HUKUM HARDI WEINBERG)
FREKUWENSI GENYA
JAWAB: Penerapan Hukum
Hardy-Weinberg
Contohnya aplikasi Hukum Hardy-Weinberg
antara lain sebagai berikut:
Menghitung prosentase populasi manusia yang membawa alel untuk penyakit keturunan.
Frekuensi individu yang lahir dengan PKU disimbolkan dengan q2 pada persamaan Hardy-Weinberg ( q2 = frekuensi genotip homozigot resesif ). Kejadian satu individu PKU tiap 10 ribu kelahiran menunjukkan q2 = 0,0001. Oleh karenanya frekuensi alel resesif untuk PKU dalam populasi adalah sebagai berikut.
Menghitung prosentase populasi manusia yang membawa alel untuk penyakit keturunan.
Frekuensi individu yang lahir dengan PKU disimbolkan dengan q2 pada persamaan Hardy-Weinberg ( q2 = frekuensi genotip homozigot resesif ). Kejadian satu individu PKU tiap 10 ribu kelahiran menunjukkan q2 = 0,0001. Oleh karenanya frekuensi alel resesif untuk PKU dalam populasi adalah sebagai berikut.
q2 =
0,0001 q = √ 0,0001
= 0,01
Data frekuensi alel dominant ditentukan sebagai berikut.
p = 1 – q ; p = 1 – 0,01 ; p = 0,99
Frekuensi heterozigot karier, pada individu yang tidak mengalami PKU namun mewariskan alel PKU pada keturunannya, yaitu sebagai berikut.
2pq = 2 x 0,99 x 0,01
2pq = 0,0198 ( sekitar 2% )
Hal ini berarti sekitar 2 % suatu populasi manusia yang membawa alel PKU.
Data frekuensi alel dominant ditentukan sebagai berikut.
p = 1 – q ; p = 1 – 0,01 ; p = 0,99
Frekuensi heterozigot karier, pada individu yang tidak mengalami PKU namun mewariskan alel PKU pada keturunannya, yaitu sebagai berikut.
2pq = 2 x 0,99 x 0,01
2pq = 0,0198 ( sekitar 2% )
Hal ini berarti sekitar 2 % suatu populasi manusia yang membawa alel PKU.
Menghitung frekuensi alel ganda.
Persamaan ( p + q ) = 1 seperti yang digunakan pada contoh-contoh sebelumnya hanya berlaku apabila terdapat dua alel pada suatu lokus dalam autosom. Apabila lebih banyak alel ikut mengambil peranan, maka dalam persamaan harus ditambah lebih banyak symbol. Misalnya pada golongan darah system ABO dikenal tiga alel yaitu IA , IB dan i . Andaikan p menyatakan frekuensi alel IA , q untuk frekuensi alel IB dan r untuk frekuensi alel i , maka persamaan menjadi ( p + q + r ) = 1. Hukum Ekuilibrium Hardy-Weinberg untuk golongan ABO berbentuk sebagai berikut.
P2IAIA
+ 2prIA i + q2IBIB +
2qrIB i + 2 pqIAIB + r2ii
|
a. Berapakah frekuensi alel IA , IB ,
dan i pada masing-masing populasi tersebut ?
b. Dari 320 orang yang bergolongan darah A itu, berapakah
diperkirakan homozigotik IA IA ?
c. Dari 150 orang bergolongan darah B itu, berapakah
diperkirakan heterozigotik IB i ?
Penyelesaian untuk persoalan diatas
sebagai berikut. Andaikan p = frekuensi untuk alel IA , q = frekuensi untuk
alel IB , r = frekuensi untuk alel i, maka menurut hukum Hardy-Weinberg :
a. p2IAIA +
2prIA + q2IBIB + 2qrIBi
+ 2pqIAIB + r2ii
r2 = frekuensi golongan O = 490/1000 = 0,49 ; r = √ 0,49 = 0,7
( p + r )2 = frekuensi golongan A + golongan O
( p + r )2 = 320+490/1000 = 0,81
( p + r ) = √ 0,81 = 0,9
p = 0,9 - 0,7 = 0,2
Oleh karena ( p + q + r ) = 1, maka q = 1 – (p + q) = 1 – (0,2 + 0,7) = 0,1
Dengan demikian, frekuensi alel IA = p adalah 0,2; frekuensi alel IB = q = 0,1 ; dan
frekuensi alel 1 = r = 0,7
r2 = frekuensi golongan O = 490/1000 = 0,49 ; r = √ 0,49 = 0,7
( p + r )2 = frekuensi golongan A + golongan O
( p + r )2 = 320+490/1000 = 0,81
( p + r ) = √ 0,81 = 0,9
p = 0,9 - 0,7 = 0,2
Oleh karena ( p + q + r ) = 1, maka q = 1 – (p + q) = 1 – (0,2 + 0,7) = 0,1
Dengan demikian, frekuensi alel IA = p adalah 0,2; frekuensi alel IB = q = 0,1 ; dan
frekuensi alel 1 = r = 0,7
b. Frekuensi genotip IAIA = p2 =
(0,2)2= 0,04. Jadi dari 320 orang bergolongan A yang diperkirakan
homozigotik IAIA = 0,04 x 1000 orang = 40
orang.
c. Frekuensi genotip IB i
= 2qr = 2 (0,1 x 0,7) = 0,14 . Jadi dari 150
orang
bergolongan B yang diperkirakan heterozigotik IB i = 0,14 x 1000 orang = 140 orang.
bergolongan B yang diperkirakan heterozigotik IB i = 0,14 x 1000 orang = 140 orang.
Penerapan dan Teori
Evolusi Hukum Hardy–Weinberg
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b. Berapakah rasio genotifnya?
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
(1) Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
(2) Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
(3) Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”
Kondisi yang Diperlukan untuk Keseimbangan Genetis
Perlu diteliti apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy – Weinberg, sehingga menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam keseimbangan genetis. Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b. Berapakah rasio genotifnya?
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
(1) Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
(2) Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
(3) Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”
Kondisi yang Diperlukan untuk Keseimbangan Genetis
Perlu diteliti apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy – Weinberg, sehingga menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam keseimbangan genetis. Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
·
Populasi harus cukup besar, sehingga
suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin mengubah frekuensi genetis secara
berarti.
·
Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus
terjadi keseimbangan secara mutasi.
·
Harus tidak terjadi emigrasi dan
imigrasi.
·
Reproduksi harus sama sekali sembarang
(random).
Secara teoritis, suatu populasi harus begitu besar
sehingga dapat dianggap bukan merupakan faktor penyebab dari perubahan
frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada populasi yang besarnya tidak
terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup besar sehingga perubahan
sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan yang berarti pada
frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak, mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang, yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel darigene pool, meskipun alel itu merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan populasi besar cenderung untuk lebih bermacam – macam.
Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak, mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang, yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel darigene pool, meskipun alel itu merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan populasi besar cenderung untuk lebih bermacam – macam.
38. ASAL USUL KEHIDUPAN (TEORI
KIMIA)KOMPARIN STANLYMILLER)
JAWAB:
Teori Abiogenesis
Menurut teori Abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea karena makhluk itu ada dengan sendirinya. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori Abiogenesis ini, ia melakukan percobaan pada tanah yang direndam air akan muncul cacing.
Pendukung lain teori Abiogenesis ini adalah seorang ilmuwan dari Inggris bernama Nedham. Ia melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit yang kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah menguatkan teori Abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.
Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, karena mereka belum mampu melihat benda yang sangat kecil (bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang digunakan. Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan alat untuk itu (mikroskop). Walaupun ada kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah.
2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh-tokoh ilmuwan pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibaginya menjadi 2 bagian. Empat tabung masing-masing diisinya dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu, dan daging, keempat tabung tersebut dibiarkan terbuka. Empat tabung yang lain diperlakukan sama tapi tertutup rapat. Tidak terdapat larva dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.
Teori Abiogenesis
Menurut teori Abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea karena makhluk itu ada dengan sendirinya. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori Abiogenesis ini, ia melakukan percobaan pada tanah yang direndam air akan muncul cacing.
Pendukung lain teori Abiogenesis ini adalah seorang ilmuwan dari Inggris bernama Nedham. Ia melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit yang kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah menguatkan teori Abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.
Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, karena mereka belum mampu melihat benda yang sangat kecil (bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang digunakan. Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan alat untuk itu (mikroskop). Walaupun ada kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah.
2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh-tokoh ilmuwan pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibaginya menjadi 2 bagian. Empat tabung masing-masing diisinya dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu, dan daging, keempat tabung tersebut dibiarkan terbuka. Empat tabung yang lain diperlakukan sama tapi tertutup rapat. Tidak terdapat larva dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.
Berdasarkan hasil eksperimennya, Francesco Redi menyimpulkan
bahwa ulat bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang
terdapat di dalam daging dan menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang
oleh penganut teori Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara
dan zat hidup tidak dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu
kehidupan. Bantahan itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan eksperimen
yang sama, namun tutup diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan
ternyata dalam daging tidak terdapat larva.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham pada tahun 1765. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka sedangkan tabung yang lain ditutup. Hasilnya ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa. Pertama-tama kaldu direbus hingga mendidih, kemudian didiamkan. Setelah beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Adanya leher angsa memungkinkan udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi mikroorganisme udara akan terhambat masuk karena adanya uap air pada pipa leher. Namun, jika tabung dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan menjadi keruh karena terdapat mikroorganisme.
Berdasarkan hasil percobaan para ilmuwan tersebut maka muncullah teori baru yaitu teori Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a. setiap makhluk hidup berasal dari telur (omne vivum ex ovo),
b. setiap telur berasal dari makhluk hidup (omne ovum ex vivo),
c. setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).
3. Teori Cosmozoic
Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. Keadaan planet di luar angkasa diliputi kondisi kekeringan, suhu yang sangat dingin serta adanya radiasi yang mematikan sehingga kehidupan tidak mungkin dapat bertahan disana. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi. Akan tetapi teori ini tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.
4. Teori Penciptaan (Special Creation)
Teori penciptaan ini tidak berdasarkan suatu eksperimen. Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara terpisah.
5. Teori Evolusi Biokimia
Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut seorang ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia yang bernama Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.
Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi di cekungan perairan membentuk primordial soup, seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya, primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer membentuk agregasi berupa protobion (bentuk awal sel hidup yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya). Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri.
Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam eksperimennya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.
Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari Harold Urey (ahli kimia Amerika Serikat). Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino.
Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley Miller (USA) mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen Miller-Urey.
Alat percobaan Miller-Urey terdiri atas bagian yang berupa sebuah tabung tertutup yang dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi purba. Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan halilintar. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-tetesan air dan berakhir pada ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul kompleks yang terbentuk di ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini dan dibawa ke ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham pada tahun 1765. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka sedangkan tabung yang lain ditutup. Hasilnya ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa. Pertama-tama kaldu direbus hingga mendidih, kemudian didiamkan. Setelah beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Adanya leher angsa memungkinkan udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi mikroorganisme udara akan terhambat masuk karena adanya uap air pada pipa leher. Namun, jika tabung dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan menjadi keruh karena terdapat mikroorganisme.
Berdasarkan hasil percobaan para ilmuwan tersebut maka muncullah teori baru yaitu teori Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a. setiap makhluk hidup berasal dari telur (omne vivum ex ovo),
b. setiap telur berasal dari makhluk hidup (omne ovum ex vivo),
c. setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).
3. Teori Cosmozoic
Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. Keadaan planet di luar angkasa diliputi kondisi kekeringan, suhu yang sangat dingin serta adanya radiasi yang mematikan sehingga kehidupan tidak mungkin dapat bertahan disana. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi. Akan tetapi teori ini tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.
4. Teori Penciptaan (Special Creation)
Teori penciptaan ini tidak berdasarkan suatu eksperimen. Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara terpisah.
5. Teori Evolusi Biokimia
Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut seorang ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia yang bernama Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.
Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi di cekungan perairan membentuk primordial soup, seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya, primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer membentuk agregasi berupa protobion (bentuk awal sel hidup yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya). Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri.
Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam eksperimennya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.
Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari Harold Urey (ahli kimia Amerika Serikat). Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino.
Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley Miller (USA) mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen Miller-Urey.
Alat percobaan Miller-Urey terdiri atas bagian yang berupa sebuah tabung tertutup yang dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi purba. Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan halilintar. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-tetesan air dan berakhir pada ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul kompleks yang terbentuk di ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini dan dibawa ke ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di atmosfir bumi purba, yaitu amonia, metana, hidrogen, dan uap air dalam percobaannya. Oleh karena dalam kondisi alamiah gas-gas itu tidak mungkin bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan tinggi, sebagai pengganti energi alam (halilintar dan sinar kosmis).
Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada suhu 100oC selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan. Para evolusionis menyatakan bahwa asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme hidup. Mereka menyebutnya sebagai evolusi biologi. Bagaimana evolusi biologi terjadi?
6. Evolusi Biologi
Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada mulanya terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi. Hasil polimerisasi tersebut dinamakan proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup.
Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan polisakarida dikocok.
Substansi dalam koaservat dapat membentuk enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel primitif. Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap terjaga. Selaput sel primitif tersebut diperkirakan berperan dalam pengaturan per tukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya. Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Protosel lalu akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob, dan heterotrof.
Bagaimana protosel dapat berkembang menjadi organisme uniselular, bahkan menjadi makhluk hidup multiselular seperti saat ini? Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, Walter Gilbert, seorang ahli biokimia dari Havard pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut hipotesis itu, miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu terbentuklah DNA.
39. KEUNTUNGAN BIOTEKNOLOGI
·
MIKROORGANISME
DALAM BIOTEKNOLOGI
Jawab : Perhatikan beberapa contoh jenis makanan dan
mikroorganisme yang berperan dalam pengolahannya.
Jumlah
Kromosom
|
|||||
No.
|
Produk
Makanan
|
Bahan
Mentah
|
Mikroorganisme
Pengolah
|
||
1.
|
Berbagai jenis kue
|
Tepung gandum
|
Saccharomyces cerevisiae
|
||
2.
|
Kopi
|
Biji kopi
|
Erwinia dissolvens
|
||
3.
|
Kecap
|
Kedelai
|
Aspergillus wentii
|
||
4.
|
Yoghurt
|
Susu
|
L. bulgaricus & L. acidophilus
|
||
5.
|
Keju
|
Susu
|
Lactobacillus casei
|
||
6.
|
Nata de coco
|
Air kelapa
|
Acetobacter xylinum
|
||
7.
|
Oncom
|
Kacang tanah
|
Neurospora crassa
|
||
8.
|
Tape
|
Umbi ketela pohon
|
Saccharomyces cerevisiae
|
||
9.
|
Tempe
|
Kedelai
|
Rhizopus oryzae
|
||
10.
|
Sayur asin
|
Sawi hijau
|
Bakteri asam laktat
|
Berikut
ini adalah beberapa contoh peran mikroorganisme sebagai pengolah makanan.
a. Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Membuat Kue/Roti
Dalam
pembuatan kue, pada adonan tepung ditambahkan ragi ke dalam adonan
tersebut
.
Di dalam ragi terdapat jamur Saccharomyces cerevisiae. Jamur ini akan
berkembang biak dengan cepat dalam substrat tepung dan memfermentasi
adonan gula (glukosa). Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
gelembung-gelembung gas karbon dioksida. Keluarnya gas inilah yang menyebabkan
adonan kue atau roti dapat mengembang.
b. Mikroorganisme untuk Membuat Asinan
Asinan
atau acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat (Lactobacillus
bulgaricus) yang memberi rasa masam dan sedikit asin pada bahan-bahan
seperti kubis, mentimun, dan lobak. Pada umumnya, pembuatan acar dilakukan
secara terbuka sehingga memungkinkan bakteri aerob mengubah rasa
menjadi masam.
c. Mikroorganisme untuk Membuat Minuman
Mikroorganisme
yang banyak digunakan untuk membuat minuman adalah kelompok jamur
anaerob. Substrat yang digunakan jamur berupa zat tepung
atau karbohidrat. Jamur akan menghasilkan semacam enzim sehingga
dapat memfermentasi tepung menjadi glukosa dan karbon
dioksida. Anggur dibuat dari buah anggur atau buah yang lain dengan
memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces bayanus melalui
proses fermentasi.
d. Mikroorganisme untuk Membuat Yogurt
Yogurt
adalah sejenis minuman yang berasal dari susu yang diproses dengan
dimanfaatkan mikroorganisme tertentu. Dalam pembuatan yogurt, susu
diuapkan agar lebih kental dan kadar lemaknya berkurang. Susu kental ini
kemudian difermentasikan pada suhu 45° dengan menggunakan campuran
bakteri Streptococcus thermophillus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus.
Bakteri Streptococcus thermophillus pada pembuatan yogurt berfungsi
memberi rasa masam, sedangkan bakteri Lactobacillus bulgaricus memberi
aroma dan rasa yang berbeda. Jadi, kombinasi antara kedua
bakteri itulah yang memberi cita rasa dan aroma pada yogurt.
e. Mikroorganisme untuk Membuat Mentega dan Keju
Mentega
dibuat dari susu krim atau susu skim. Cita rasa dan aroma mentega berasal
dari hasil fermentasi bakteri yang sama seperti bakteri yang digunakan
untuk membuat yogurt yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus
bulgaricus). Sedangkan keju juga dibuat dari susu yang
difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Pembuatan keju memerlukan
air dadih yang dibuat dari protein susu yang disebut kasein. Beberapa
jenis keju difermentasikan oleh bakteri Propionibacterium. Jamur lain juga
dapat digunakan untuk membuat keju, misalnya beberapa spesies dari
genus Penicillium untuk membuat keju yang berwarna hijau kebiruan.
2.
Pemanfaatan Mikrobiologi di Bidang Industri
Selain
berperan dalam industri makanan, mikroorganisme juga digunakan dalam industri
minuman, industri kesehatan, industri pakaian, dan industri kayu.
Syarat-syarat mikroorganisme yang dipakai dalam industri adalah sebagai
berikut.
- Organisme
yang digunakan harus menghasilkan produk yang banyak, stabil, dan
tidak membahayakan kesehatan manusia.
- Bahan
substrat/tempat hidup mikroorganisme harus murah dan mudah untuk
mendapatkannya.
Berikut
ini beberapa industri atau bidang usaha yang memanfaatkan organisme dalam
proses pembuatannya.
a. Industri Makanan dan Minuman
Dalam
industri makanan dan minuman, mikroorganisme berperan penting untuk
menghasilkan berbagai bahan seperti asam cuka dan minuman
fermentasi.Mikroorganisme yang berperan adalah khamir (jenis
jamur uniseluler, contohnya Saccharomyces cerevisiae). Produk minuman
fermentasi berbeda-beda sesuai dengan bahan mentah dan jenis khamir yang
digunakan. Contohnya rum merupakan hasil fermentasi dari jagung sedangkan
anggur merupakan hasil fermentasi dari sari buah anggur. Khamir yang
digunakan pada rum dan anggur adalah sama-sama dari genus Saccharomyces.
b. Industri Farmasi dan Obat-Obatan
Dalam
industri farmasi atau industri obat-obatan, mikroorganisme menghasilkan
antibiotik dan hormon. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh
suatu mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lain, khususnya mikroorganisme parasit pada tubuh manusia dan hewan.
Penisilin merupakan antibiotik pertama yang dibuat dalam skala
industri, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Contoh lain
adalah neomisin-B dihasilkan oleh Streptomyces fradiae,
streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces griseus, dan fumigilin
dihasilkan oleh Aspergillus fumigatus. Hormon juga dapat
dihasilkan oleh mikroorganisme. Contohnya hormon insulin
berguna untuk menolong penderita diabetes melitus. Bahan lain yang dihasilkan
adalah berbagai jenis asam amino, enzim, dan vitamin.
c. Produk Sumber Energi
Melalui
bioteknologi, kamu dapat juga mengubah kotoran hewan, sampah, dan limbah
pertanian dijadikan energi dengan bantuan mikroorganisme. Gas bio atau
biogas adalah hasil fermentasi berbagai mikroorganisme yang
banyak mengandung gas metana. Oleh karena itu gas bio
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas dan
penerangan. Prinsip pembuatan gas bio seperti pada pembentukan
gas yang terjadi pada hewan memamah biak, misalnya sapi. Di dalam
lambung sapi, serat dari rumput yang bercampur air akan diubah oleh
bakteri menjadi asam organik. Kemudian asam organik akan berubah menjadi
gas metan dan karbon dioksida dengan bantuan mikroorganisme seperti Bacterioides,
Clostridium butyrinum, Methanobacterium, Methanobacillus, dan Eschericia
coli.
d. Industri Perminyakan dan Pertambangan
Mikroorganisme
digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan. Dalam bidang
perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak, dan
pembersihan ceceran minyak. Selain itu beberapa jenis bakteri dapat
dimanfaatkan dalam pemisahan logam dari bijihnya. Contohnya adalah
Thiobacillus ferooxidans. Bakteri ini tumbuh dalam lingkungan asam,
seperti tempat pertambangan dan mampu memisahkan tembaga-tembaga dari
bijinya melalui reaksi kimia. Strain yang lain mampu memisahkan logam besi
dari bijihnya (besi sulfida). Chlorella vulgaris juga dapat melepaskan
emas dari bijihnya dan mengakumulasi emas itu di dalam selnya. Jenis bakteri
yang lain telah digunakan untuk memperoleh kembali beberapa bijih
logam seperti mangan (Mn) dan uranium yang terdapat pada konsentrasi
rendah pada bijih.
Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut.
- Tidak
merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia.
- Lebih
banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam
pengolahannya. Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih
yang hanya mengandung sedikit mineral. Bijih miskin mineral
ini tidak layak diproses secara konvensional.
40. DAMPAK NEGATIVE BIOTEKNOLOGI
Jawab: 1. Alergi
Gen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan manusia dapat menyebabkan alergi pada individu tertentu. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan pengujian dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya dampak atau efek negatif dari produk tersebut. Selain itu, produk yang mengandung organisme hasil rekayasa genetika harus diberi label dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai produk yang dikonsumsi.
Gen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan manusia dapat menyebabkan alergi pada individu tertentu. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan pengujian dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya dampak atau efek negatif dari produk tersebut. Selain itu, produk yang mengandung organisme hasil rekayasa genetika harus diberi label dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai produk yang dikonsumsi.
2.
Hilangnya Plasma Nutfah
Plasma nutfah atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah akibat dari perkembangan bioteknologi karena hanya mempertahankan organisme yang unggul saja. Sedangkan organisme tidak unggul akan punah. Hilangnya plasma nutfah dapat ditanggulangi dengan cara melakukan pemeliharaan berbagai jenis hewan dan tumbuhan di suatu situs konservasi tertentu
Plasma nutfah atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah akibat dari perkembangan bioteknologi karena hanya mempertahankan organisme yang unggul saja. Sedangkan organisme tidak unggul akan punah. Hilangnya plasma nutfah dapat ditanggulangi dengan cara melakukan pemeliharaan berbagai jenis hewan dan tumbuhan di suatu situs konservasi tertentu
3.
Rusaknya Ekosistem
Gangguan terhadap kondisi normal lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Contohnya adalah tanaman kapas Bt dapat membunuh hama ulat yang memakannya. Namun kapas Bt juga berpotensi menyebabkan larva kupu-kupu lain mati yang merupakan organisme nontarget.
Gangguan terhadap kondisi normal lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Contohnya adalah tanaman kapas Bt dapat membunuh hama ulat yang memakannya. Namun kapas Bt juga berpotensi menyebabkan larva kupu-kupu lain mati yang merupakan organisme nontarget.
Bioteknologi di
sisi lain memiliki dampak negatif diantranya dampak
terhadap lingkungan dan dampak sosial
1.
Dampak terhadap Lingkungan
Selain membawa keuntungan bagi manusia, aplikasi bioteknologi ternyata menimbulkan akibat buruk oleh penerapan teknologi tersebut. Contohnya, pembuatan tempe atau kecap dalam skala besar dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Air limbah dan kulit kedelai dari proses pembuatan tempe, apabila dibiarkan tergenang dalam waktu cukup lama, limbah tersebut mengubah lingkungan menjadi tidak sehat. Jika air limbah itu dibiarkan mengalir ke dalam kolam-kolam ikan atau ke lahan-lahan persawahan, kehidupan ikan atau tanaman akan terganggu, bahkan bisa mati. Selain meracuni organisme yang hidup di dalam air, limbah ini juga menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk itu maka perlu ditangani secara baik agar tidak mencemari lingkungan.2. Dampak Sosial
Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur, wiski, dan air tape terkadang juga menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Dampak tersebut berupa kebiasaan meminum minuman beralkohol tersebut sehingga mabuk. Minuman beralkohol bila diminum dalam jumlah banyak bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak.
Selain membawa keuntungan bagi manusia, aplikasi bioteknologi ternyata menimbulkan akibat buruk oleh penerapan teknologi tersebut. Contohnya, pembuatan tempe atau kecap dalam skala besar dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Air limbah dan kulit kedelai dari proses pembuatan tempe, apabila dibiarkan tergenang dalam waktu cukup lama, limbah tersebut mengubah lingkungan menjadi tidak sehat. Jika air limbah itu dibiarkan mengalir ke dalam kolam-kolam ikan atau ke lahan-lahan persawahan, kehidupan ikan atau tanaman akan terganggu, bahkan bisa mati. Selain meracuni organisme yang hidup di dalam air, limbah ini juga menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk itu maka perlu ditangani secara baik agar tidak mencemari lingkungan.2. Dampak Sosial
Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur, wiski, dan air tape terkadang juga menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Dampak tersebut berupa kebiasaan meminum minuman beralkohol tersebut sehingga mabuk. Minuman beralkohol bila diminum dalam jumlah banyak bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak.
Alkohol juga bersifat candu. Orang yang sering minum
alkohol dapat menjadi ketagihan dan sulit untuk meninggalkan kebiasaan minum
minuman beralkohol. Walaupun tidak beracun, alkohol dapat menimbulkan angka
kematian yang tinggi, misalnya pengemudi kendaraan yang dalam keadaan mabuk
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol
kadarnya bermacam-macam. Secara alami alcohol hasil fermentasi kadarnya 12-15 %
karena pada larutan yang berkadar sebesar ini ragi akan mati. Tetapi melalui
proses penyulingan dapat diperoleh alkohol sampai 95,5%.
Terimakasih
sudah mau berkunjung dan terimakasih buat sumber sumber ilmu pengatahuan yang
ada di lks dan internet salam cigaru.